Waspadai Calo UN
Oleh: Fauzul Andim
SELURUH siswa, baik SD, SMP
maupun SMA saat ini dituntut untuk mempersiapkan diri dengan matang guna
menghadapi UN yang sebentar lagi tiba. Bagi sebagian siswa UN merupakan momok
menakutkan. Karena di sinilah nasib mereka ditentukan. Lulus dan tidaknya siswa
sangat bergantung pada persiapan yang dilakukan.
Begitu pentingnya UN bagi masa
depan siswa, tak jarang cara apa pun akan ditempuh mereka untuk bisa lulus.
Salah satu cara ditempuh adalah membeli kunci jawaban ujian dari calo UN.
Harus diakui bahwa dalam setiap
pelaksanaan ujian sering muncul oknum tidak bertanggung jawab yang mengaku bisa
memberikan kunci jawaban soal ujian. Kehadiran oknum calo UN tersebut tentu
sangat merugikan para siswa. Bukan hanya kerugian materi, keberadaan calo UN
juga akan membuat siswa kurang percaya diri dalam menghadapi ujian.
Karena itu, bagi siswa dan orang
tua diharapkan selalu waspada jika bertemu dengan oknum yang mengaku bisa
memberikan kunci jawaban UN. Bisa dipastikan informasi yang mereka bawa adalah
bohong. Karena kunci keberhasilan lulus ujian nasional bukan terletak pada
calo, melainkan dari siswa.
Ditindak Tegas
Tidak bisa kita pungkiri bahwa
keberadaan oknum calo sering membuat lengah siswa dan orang tua. Apalagi bagi
mereka yang berpikiran pendek dan memiliki persiapan kurang maksimal dalam
menghadapi ujian. Akhirnya jalan yang ditempuh adalah membeli kunci jawaban kepada
calo UN yang tingkat kebenarannya sangat diragukan.
Untuk menghindari dampak negatif
akan keberadaan calo UN, langkah terbaik yang bisa diambil adalah memberikan
pengertian kepada orang tua ataupun siswa agar tidak mudah terpengaruh dan
percaya kepada calo UN. Khusus kepada siswa pihak sekolah dan guru diharapkan
mampu memberikan motivasi agar mereka percaya diri dalam menghadapi ujian.
Di samping itu, pemerintah harus
bertindak tegas kepada para calo UN. Jika ditemukan dan terbukti menjadi calo,
oknum tersebut harus diberi sanksi setimpal. Misalnya dihukum penjara. Hal itu
dilakukan guna memberikan efek jera kepada pelaku serta oknum yang lain agar
tidak melakukan perbuatan serupa.(75)
Fauzul Andim, guru SLB Negeri
Ungaran
Waspadai Calo UN
Oleh: Fauzul Andim
SELURUH siswa, baik SD, SMP
maupun SMA saat ini dituntut untuk mempersiapkan diri dengan matang guna
menghadapi UN yang sebentar lagi tiba. Bagi sebagian siswa UN merupakan momok
menakutkan. Karena di sinilah nasib mereka ditentukan. Lulus dan tidaknya siswa
sangat bergantung pada persiapan yang dilakukan.
Begitu pentingnya UN bagi masa
depan siswa, tak jarang cara apa pun akan ditempuh mereka untuk bisa lulus.
Salah satu cara ditempuh adalah membeli kunci jawaban ujian dari calo UN.
Harus diakui bahwa dalam setiap
pelaksanaan ujian sering muncul oknum tidak bertanggung jawab yang mengaku bisa
memberikan kunci jawaban soal ujian. Kehadiran oknum calo UN tersebut tentu
sangat merugikan para siswa. Bukan hanya kerugian materi, keberadaan calo UN
juga akan membuat siswa kurang percaya diri dalam menghadapi ujian.
Karena itu, bagi siswa dan orang
tua diharapkan selalu waspada jika bertemu dengan oknum yang mengaku bisa
memberikan kunci jawaban UN. Bisa dipastikan informasi yang mereka bawa adalah
bohong. Karena kunci keberhasilan lulus ujian nasional bukan terletak pada
calo, melainkan dari siswa.
Ditindak Tegas
Tidak bisa kita pungkiri bahwa
keberadaan oknum calo sering membuat lengah siswa dan orang tua. Apalagi bagi
mereka yang berpikiran pendek dan memiliki persiapan kurang maksimal dalam
menghadapi ujian. Akhirnya jalan yang ditempuh adalah membeli kunci jawaban kepada
calo UN yang tingkat kebenarannya sangat diragukan.
Untuk menghindari dampak negatif
akan keberadaan calo UN, langkah terbaik yang bisa diambil adalah memberikan
pengertian kepada orang tua ataupun siswa agar tidak mudah terpengaruh dan
percaya kepada calo UN. Khusus kepada siswa pihak sekolah dan guru diharapkan
mampu memberikan motivasi agar mereka percaya diri dalam menghadapi ujian.
Di samping itu, pemerintah harus
bertindak tegas kepada para calo UN. Jika ditemukan dan terbukti menjadi calo,
oknum tersebut harus diberi sanksi setimpal. Misalnya dihukum penjara. Hal itu
dilakukan guna memberikan efek jera kepada pelaku serta oknum yang lain agar
tidak melakukan perbuatan serupa.(75)
Fauzul Andim, guru SLB Negeri
Ungaran